METODE GRAVITASI
Metode Gravity (gaya
berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan berdasarkan perbedaan rapat
masa cebakan
mineral
dari
daerah sekeliling. Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan rapat massa secara lateral, oleh karena itu
metode ini disukai untuk mempelajari kontak
intrusi, batuan
dasar, struktur geologi, endapan
sungai purba, lubang di
dalam masa batuan,
shaff terpendam dan lain-lain.
Keunggulan metode gravitasi dengan metode geofisika
yang lain:
· Relatif lebih
murah
· Bersifat non
dekstruktif
· Instrumen yang ideal
(gravimeter kecil dan portable) Kelemahan metode gravitasi dengan
metode geofisika yang lain:
· Metode dengan
tingkat ambiguitas yang
tinggi
· Perlu adanya
pemahaman geologi
yang mendalam
dengan metode lainnya
· Pengolahan data gravitasi yang lebih rumit dan memakan waktu yang cukup lama
dari pada metode lainnya
Kegunaan Metode Gravitasi Dan Hubungannya Dengan Model Eksplorasi
Objek Geofisika
:
1. Eksplorasi
Panas Bumi
Studi gayaberat menggunakan perubahan rapat masa untuk melihat
karakteristik sifat bawah permukaan.
Metode ini juga sangat baik diterapkan untuk mengidentifikasi bawah permukaan termasuk “body” batuan
intrusif, yang mana
sangat penting untuk menemukan potensi panas
bumi. Metode gayaberat juga juga dapat mengidentifikasi jalur patahan
bawah permukaan. Jalur patahan ini sering
diidentifikasi sebagai lokasi pengeboran utama dengan
rapat massa yang jauh lebih kecil daripada materi sekitarnya.
Perubahan tingkat air tanah juga dapat diukur dan
diidentifikasi dengan metode gayaberat. Unsur
resapan sangat penting dalam
menciptakan panas bumi yang produktif.
Kerapatan dan kepadatan pori keseluruhan selanjutnya
dipengaruhi oleh aliran fluida sehingga mengubah medan gravitasi.
Jika dikoreksi terhadap kondisi cuaca, metoda ini dapat mengukur dan memodelkan perkiraan
laju
resapan dalam reservoir panas bumi. Respon medan gravitasi yang diukur di lapangan panasbumi tentu berasal dari bagian-bagian
sistem panasbumi yang
berupa obyek 3-dimensi. Oleh karena
itu, analisis terhadap data
pengukuran gravitasi harus bisa menghasilkan model sistem panasbumi secara
3-dimensi. Akan tetapi, hasil analisis
data gravitasi masih terbatas
pada pemodelan
2-dimensi. Hal ini menimbulkan ambiguitas ketika hasil
analisis tersebut diinterpretasikan
ke bentuk sistem panasbumi yang sesungguhnya.
2.
Eksplorasi Minyak Bumi
Survei Gravitasi banyak digunakan untuk eksplorasi minyak dan gas Bumi.
Kendala yang dihadapi dari survei seismik ketika harus memetakan basement yang
kedalamanya sering tidak diprofilkan oleh data
seismik. Survei gravity secara sederhana akan menghitung variasi dan perbedaan gaya gravitasi bumi yang
disebabkan variasi densitas pada struktur geologi yang berbeda. Setiap formasi batuan memiliki percepatan gravitasi yang
berbeda-beda bergantung
pada massa dari batuan tersebut. Formasi batuan yang membentuk trap
dengan massa rendah seperti saltdome dapat dideteksi dengan gravity karena percepatan gravitasinya
lebih rendah daripada percepatan
gravitasi normal. Formasi batuan yang
membentuk
trap dengan massa besar yang berada dekat permukaan seperti anticline dapat dideteksi karena percepatan gravitasi nya lebih tinggi daripada percepatan gravitasi
normal.
Gravity sendiri memetakan basement dengan menganggap densitas
batuan diatasnya lebih rendah daripada densitas basement itu sendiri,memang dapat dibedakan dengan data gravity melalui perbedaan densitasnya. Pemodelan
basement dan formasi diatasnya didekati dengan pendekatan formasi yang ada di
atasnya dan menggunakan data regional untuk densitas
yang sudah dilakukan melalui sampel
bor. Pemodelan Gravity secara lateral akan menggambarkan
bentuk subsurface dari
basement dan tiap-tiap formasi sehingga area sinklin dan area antiklin di bawah permukaan terlihat sehingga idenfitikasi source
rock dan kemenerusanya di gambarkan.
Pendekatan model ini didukung
dengan data tambahan seperti data well dan lainya untuk meyakinkan koreksi
yang di dapat dari
data gravity ketika menentukan kedalaman dan ketebalan dari
tiap formasi.
3.
Eksplorasi Air tanah
Penggunaan metode gravitasi
tidak efektif karena air tidak
memiliki anomali . Air relatif dapat menembus semua lapisan batuan,
sehingga tidak ada yang namanya jebakan
air.
Karena metode ini menganggap
air yang terkandung dalam suatu batuan
dianggap
sebagai massa dari batuannya itu sendiri.
4. Eksplorasi Bijih Besi
Masing-masing mineral tambang/endapan
bijih besi memiliki densitas yang
berbeda-beda. Karena itulah maka bila terdapat variasi mineral di suatu lingkungan
homogen, maka
akan terdapat anomali yang berbeda sehingga dapat diperkirakan mineral yang terkandung didalamnya. Beberapa endapan seperti bijih besi dapat dideteksi dengan metoda gaya
berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan
sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali
densiti.
5. Eksplorasi Batubara
Dalam eksplorasi batubara metoda gayaberat dapat diterapkan guna mengkaji keberadaan struktur dan cekungan yang diperkirakan mengandung
lapisan batubara.
Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan rapat massa (density)
antar batuan. Adanya suatu
sumber yang berupa suatu massa (masif,
lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan
menyebabkan terjadinya gangguan
medan gaya berat (relatif). Karena Densitas dari batubara sendiri ummnya lebih rendah dari batuan sekitarnya maka lapisan batubara ini
akan mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) pada saat dideteksi oleh gravimeter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar