METODE
GEOMAGNETIK
Metode magnet adalah salah satu
metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi
permukaan bumi dengan memanfaatkan
sifat kemagnetan
batuan yang diidentifikasikan oleh
kerentanan magnet batuan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas
magnetik di permukaan bumi yang
disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan
bumi.
Kelebihan metode magnetik dibanding
metode yang lain:
· Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan
dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya
akan mineral ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3) yang memberi
kontras pada batuan
sekelilingnya.
· Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila
dipanasi mendekati temperatur
Curie oleh karena itu efektif
digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi
Geothermal.
· Data akuisisi dan data prosesing dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun
kedalaman sumber anomali magnetik yang ingin diselidiki.
Kekurangan
metode magnetik
dibanding metode yang lain:
· Setiap
jenis batuan
di bumi walaupun dalam pengklasifikasian
atau penamaannya sama, dapat saja
mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga
bisa memberikan data yang
didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang
sebenarnya di bawah permukaan.
Kegunaan Metode Geomagnetik Dan Hubungannya Dengan Model
Eksplorasi Objek Geofisika
:
1. Eksplorasi Minyak Bumi
Metode geomagnetik
mengukur variasi medan magnetik bumi yang
disebabkan perbedaan properti geomagnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Metode ini digunakan
untuk memetakan variasi medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh perubahan strutktur, suseptibilitas
atau remanensi dalam batuan di dekat
permukaan. Batuan sedimen memikiki suseptibilitas yang rendah,
sedangkan batuan beku
dan metamorf memiliki kandungan magnetik yang cukup tinggi.
Survei geomagnetik ini digunakan
untuk memetakan struktur pada
atau
batuan dasar untuk mendeteksi mineral magnetik yang terkandung didalamnya. Metode ini
awalnya digunakan pada eksplorasi minyak bumi di daerah dengan struktur
lapisan sedimen tertentu,yang
dilihat dari topografi
permukaan dasar batuan.
Kemudian
digunakan metode geomagnetik-udara untuk
mengetahui tebal lapisan sediman yang menampung minyak bumi.
Dalam eksplorasi migas metoda geomagnetik memang hanya dipergunakan
untuk tahap awal , terutama guna tujuan regional untuk mengetahui konfigurasi basement (batuan dasar). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui ketebalan
sedimen, makin tebal makin bagus dan potensial untuk source rock.
2. Eksplorasi Panas Bumi
Salah satu metode geofisika untuk melihat potensi
panas bumi adalah metode geomagnet. Metode tersebut diterapkan
untuk mengetahui sifat-sifat fisik batuan yang ada di bawah permukaan. Dalam
eksplorasi panas bumi, metode
magnetik digunakan untuk mengetahui variasi medan magnet di suatu daerah.
Variasi magnet disebabkan oleh sifat
kemagnetan yang tidak homogen dari kerak
bumi. Dimana batuan di dalam sistem panas bumi pada umumnya memiliki magnetisasi rendah
dibanding batuan
sekitarnya. Hal ini
disebabkan adanya proses demagnetisasi oleh proses
alterasi hidrotermal, dimana proses tersebut mengubah
mineral yang ada menjadi mineral-mineral paramagnetik atau bahkan diamagnetik.
Nilai magnet yang rendah tersebut dapat menginterpretasikan zona-zona
potensial sebagai reservoar dan sumber panas Bumi. Sasaran utama dari
penelitian geomagnetik adalah untuk mendapatkan data bawah permukaan yang berkaitan dengan manifestasi panas bumi di daerah penelitian dan sekaligus untuk melokalisir
daerah
anomali
magnetik
rendah
(low magnetic anomaly)
yang
diperkirakan
berkaitan erat dengan manifestasi
panas bumi di daerah tersebut.
3. Eksplorasi Bijih
Besi
Eksplorasi Biji besi dengan menggunakan metode geomagnetik sudah lama
digunakan karena keefektifanya melakukan pemisahan antara batuan
dengan nilai kemagnetan rendah dengan tinggi, dan biji besi
sendiri merupakan batuan dengan nilai kemagnetan tinggi atau ferromagnetik. Besaran
ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam
metode magnetik. Harga k (suscepbilitas) pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral- mineral yang
bersifat magnetik. Suseptibilitas
magnetik batuan merupakan harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya
dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di
dalam batuan, semakin besar harga suseptibilitasnya. Secara geologi, biji besi di
bentuk dalam proses mineralisasi batuan beku (andesit,
vulkanik dll) dan lokasi keberadaan biji besi sendiri di daerah yang mempunyai jalur pegunungan atau daerah aktif sehingga lokasi dan aksesnya lumayan lebih sulit jika dibandingkan
dengan mineral lain. Kalau batubara
dan mangan di dekati dengan pemisahan
batuan beku dan batuan sedimen tetapi biji besi susah tapi lebih banyak mudahnya
karena biji besi dominan melekat pada zona mineralisasi batuan beku sehingga
perbedaan kemagnetan dari batuan beku dengan
biji besi sendiri tidak terlalu
jauh sehingga di butuhkan pemodelan yang lebih rumit dan melakukan pemodelan susceptibilitas
untuk membedakan range nilai kemagnetan batuan beku dan biji
besi.
4. Eksplorasi Air
Tanah
Air tanah dapat menyebabkan suatu endapan
yang menimbulkan arus lemah (battery action). Arus ini akan menghasilkan medan magnet. Pengukuran-
pengukuran tegangan (voltase)
secara sistematis di permukaan dapat memperlihatkan suatu perubahan
yang signifikan jika terdapat
mineralisasi di
bawah permukaan sehingga akan terjadi perubahan nilai susceptibilitas
batuannya.
5. Eksplorasi Batubara
Eksplorasi
batubara dengan menggunakan metode geomagnet memang
jarang dilakukan karena barang tambang ini memiliki nilai kemagnetan yang
rendah dan pengendapanya merupakan berbentuk sedimentasi. Ada
beberapa analisis sebelum
melakukan dan menerapkan metode ini, yaitu salah satunya adalah
mengidentifikasi daerah batubara
itu
sendiri,maksudnya dalam sejarah
geologi ada informasi tentang formasi,struktur dan batuan sekitar, batubara dengan struktur tinggi
akan memudahkan kita
mengidentifikasinya,sedangkan
dengan struktur rendah agak sulit,tetapi didaerah dengan batuan
vulkanik atau intrusi ini sangat membantu
mengidentifikasi batubara.
Identifikasi
batubara didaerah lingkungan intrusi
atau daerah vulkanik bukan langsung mengarah ke batubara itu sendiri tapi mengejar respon sekundernya, yaitu
dengan mengidentifikasi daerah
sedimentnya, batubara
akan terdapat didaerah ini karena sejarah pengendapanya
yang sama, tapi memunkinkan di intrusinya
itu sendiri terdapat
batubara
tapi
umumnya tipis
dan
mempunyai
kalori
yang
tinggi. Daerah sedimen
di data magnet sendiri akan mencerminkan
nilai
kemagnetan yang rendah, sedangkan
nilai tinggi berkorelasi dengan nilai batuan yang tinggi
pula (kemagnetanya) ini
termasuk batuan vulkanik
dan intrusinya itu sendiri.
Survei
Geomagnet
untuk batubara berbeda dengan survey untuk eksplorasi
mineral seperti biji besi,mangan,dan lainya.
Karakter sebaran batubara (endapan) yang menyebar horizontal dan berbentuk lapisan membuat design
pengukuran dan plan nya berbeda. Salah satu langkahnya yaitu menganalisa secara geologi sejarah batubara di daerah tersebut apakah strukturnya
tinggi ataupun Cuma datar-datar
dengan struktur yang tidak terlalu
komplek.
Identifikasinya yaitu
dengan melihat dimana formasi yang berupa sedimen dan batuan lainya. Batubara lebih banyak tersingkap di daerah
sedimen dengan pola endapan seperti daerah pasir,clay
dan sedimen lainya,sangat
jarang ditemui di
daerah andesit dan vulkanik,
kalaupun ada tipis tetapi mempunyai kalori yang lebih
tinggi.
Design survey dari geomagnet sendiri
akan
lebih
mudah untuk design regional, ketika data sudah menunjukan sebaran kemagnetan rendah dan tingginya kita tinggal dengan di daerah
yang kita anggap sedimen, dari survei
regional tersebut kita
tambah dan rapatkan lintasanya untuk mendapatkan akurasi
sebaran dari sedimenya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar