Kamis, 20 April 2017

METODE GEOMAGNETIK

METODE GEOMAGNETIK
Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi  permukaan  bumi  dengan  memanfaatkan  sifat  kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Kelebihan metode magnetik dibanding metode yang lain:

·    Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya.
·    Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
·    Data akuisisi dan data prosesing dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomali magnetik yang ingin diselidiki.
Kekurangan metode magnetik dibanding metode yang lain:

·    Setiap  jenis  batuan  di  bumi  walaupun  dalam  pengklasifikasian  atau penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya di bawah permukaan.






Kegunaan Metode Geomagnetik Dan Hubungannya Dengan Model

Eksplorasi Objek Geofisika :



1. Eksplorasi Minyak Bumi

Metode geomagnetik mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti geomagnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Metode ini digunakan untuk memetakan variasi medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh perubahan strutktur, suseptibilitas atau remanensi dalam batuan di dekat permukaan. Batuan sedimen memikiki suseptibilitas yang rendah, sedangkan batuan beku dan metamorf memiliki kandungan magnetik yang cukup tinggi. Survei geomagnetik ini digunakan untuk memetakan struktur pada atau batuan dasar untuk mendeteksi mineral magnetik yang terkandung didalamnya. Metode ini awalnya digunakan pada eksplorasi minyak bumi di daerah dengan struktur lapisan sedimen tertentu,yang dilihat dari topografi permukaan dasar batuan. Kemudian digunakan metode geomagnetik-udara untuk mengetahui tebal lapisan sediman yang menampung minyak bumi.
Dalam eksplorasi migas metoda geomagnetik memang hanya dipergunakan untuk tahap awal , terutama guna tujuan regional untuk mengetahui konfigurasi basement (batuan dasar). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui ketebalan sedimen, makin tebal makin bagus dan  potensial untuk source rock.


2. Eksplorasi Panas Bumi

Salah  satu metode  geofisika  untuk  melihat  potensi  panas bumi  adalah metode geomagnet. Metode tersebut diterapkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik batuan yang ada di bawah permukaan. Dalam eksplorasi panas bumi, metode magnetik digunakan untuk mengetahui variasi medan magnet di suatu daerah. Variasi magnet disebabkan oleh sifat kemagnetan yang tidak homogen dari kerak bumi. Dimana batuan di dalam sistem panas bumi pada umumnya memiliki magnetisasi rendah dibanding batuan sekitarnya. Hal ini disebabkan adanya proses demagnetisasi oleh proses alterasi hidrotermal, dimana proses tersebut mengubah mineral yang ada menjadi mineral-mineral paramagnetik atau bahkan diamagnetik. Nilai magnet yang rendah tersebut dapat menginterpretasikan zona-zona potensial sebagai reservoar dan sumber panas Bumi. Sasaran utama dari penelitian geomagnetik adalah untuk mendapatkan data bawah permukaan yang berkaitan dengan manifestasi panas bumi di daerah penelitian dan sekaligus untuk melokalisir



daerah  anomali  magnetik  rendah  (low  magnetic  anomaly)  yang  diperkirakan berkaitan erat dengan manifestasi panas bumi di daerah tersebut.


3. Eksplorasi Bijih Besi

Eksplorasi Biji besi dengan menggunakan metode geomagnetik sudah lama digunakan karena keefektifanya melakukan pemisahan antara batuan dengan nilai kemagnetan rendah dengan tinggi, dan biji besi sendiri merupakan batuan dengan nilai kemagnetan tinggi atau ferromagnetik. Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k (suscepbilitas) pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral- mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merupakan harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, semakin besar harga suseptibilitasnya. Secara geologi, biji besi di bentuk dalam proses mineralisasi batuan beku (andesit, vulkanik dll) dan lokasi keberadaan biji besi sendiri di daerah yang mempunyai jalur pegunungan atau daerah aktif sehingga lokasi dan aksesnya lumayan lebih sulit jika dibandingkan dengan mineral lain. Kalau batubara dan mangan di dekati dengan pemisahan batuan beku dan batuan sedimen tetapi biji besi susah tapi lebih banyak mudahnya karena biji besi dominan melekat pada zona mineralisasi batuan beku sehingga perbedaan kemagnetan dari batuan beku dengan biji besi sendiri tidak terlalu jauh sehingga di butuhkan pemodelan yang lebih rumit dan melakukan pemodelan susceptibilitas untuk membedakan range nilai kemagnetan batuan beku dan biji besi.


4. Eksplorasi Air Tanah

Air tanah dapat menyebabkan suatu endapan yang menimbulkan arus lemah (battery action). Arus ini akan menghasilkan medan magnet. Pengukuran- pengukuran tegangan (voltase) secara sistematis di permukaan dapat memperlihatkan suatu perubahan yang signifikan jika terdapat   mineralisasi di bawah permukaan sehingga akan terjadi perubahan nilai susceptibilitas batuannya.



5. Eksplorasi Batubara

Eksplorasi batubara dengan menggunakan metode geomagnet memang jarang dilakukan karena barang tambang ini memiliki nilai kemagnetan yang rendah dan pengendapanya merupakan berbentuk sedimentasi. Ada beberapa analisis sebelum melakukan dan menerapkan metode ini, yaitu salah satunya adalah mengidentifikasi daerah batubara itu sendiri,maksudnya dalam sejarah geologi ada informasi tentang formasi,struktur dan batuan sekitar, batubara dengan struktur tinggi akan memudahkan kita mengidentifikasinya,sedangkan dengan struktur rendah agak sulit,tetapi didaerah dengan batuan vulkanik atau intrusi ini sangat membantu mengidentifikasi batubara.
Identifikasi batubara didaerah lingkungan intrusi atau daerah vulkanik bukan langsung mengarah ke batubara itu sendiri tapi mengejar respon sekundernya, yaitu dengan mengidentifikasi daerah sedimentnya, batubara akan terdapat didaerah ini karena sejarah pengendapanya yang sama, tapi memunkinkan di intrusinya itu sendiri  terdapat  batubara  tapi  umumnya  tipis  dan  mempunyai  kalori  yang tinggi. Daerah sedimen di data magnet sendiri akan mencerminkan nilai kemagnetan yang rendah, sedangkan nilai tinggi berkorelasi dengan nilai batuan yang tinggi pula (kemagnetanya) ini termasuk batuan vulkanik dan intrusinya itu sendiri.
Survei Geomagnet untuk batubara berbeda dengan survey untuk eksplorasi mineral seperti biji besi,mangan,dan lainya. Karakter sebaran batubara (endapan) yang menyebar horizontal dan berbentuk lapisan membuat design pengukuran dan plan nya berbeda. Salah satu langkahnya yaitu menganalisa secara geologi sejarah batubara di daerah tersebut apakah strukturnya tinggi ataupun Cuma datar-datar dengan struktur yang tidak terlalu komplek.
Identifikasinya yaitu dengan melihat dimana formasi yang berupa sedimen dan batuan lainya. Batubara lebih banyak tersingkap di daerah sedimen dengan pola endapan seperti daerah pasir,clay dan sedimen lainya,sangat jarang ditemui di daerah andesit dan vulkanik, kalaupun ada tipis tetapi mempunyai kalori yang lebih
tinggi.
           Design  survey  dari  geomagnet  sendiri  akan  lebih  mudah  untuk  desigregional, ketika data sudah menunjukan sebaran kemagnetan rendah dan tingginya kita tinggal dengan di daerah yang kita anggap sedimen, dari survei regional tersebut kita tambah dan rapatkan lintasanya untuk mendapatkan akurasi sebaran dari sedimenya tersebut.

Tidak ada komentar: