METODE ELEKTROMAGNETIK
Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-
benda konduktif. Kegunaan metode elektromagnetik ini yaitu untuk menentukan kontras
konduktivitas bawah
permukaan berdasarkan perubahan dalam kualitas air tanah dan tipe tanah dan batuan.
Perubahan komponen-komponen medan akibat
variasi konduktivitas dimanfaatkan
untuk menentukan struktur bawah permukaan. Keunggulan metode seismik
dengan metode geofisika
yang lain:
· Mobilitas yang
tinggi dan pengambilan
data yang cepat.
· Resolusi dan penafsiran data cepat di lapangan.
· Aksesibilitas
yang
tinggi,
dan
sangat
efektif dalam analisa dari konduktivitas tinggi.
Keunggulan metode elektromagnetik dengan metode geofisika yang lain:
· Mudah dipengaruhi oleh permukaan
atau sumber-sumber daya bawah permukaan (Instrumen merekam banyak noise dari
induksi gelombang elektromagnetik
dari permukaan maupun luar
permukaan)
· Resolusi vertikal
kurang dibandingkan metode lain.
Kegunaan Metode Elektromagnetik Dan Hubungannya Dengan Model
Eksplorasi
Objek Geofisika :
1. Eksplorasi
Panas Bumi
Pengukuran Metode Elektromagnetik khususnya
dengan teknik pengukuran CSAMT
/ Magnetotellurics (MT) dapat mendeteksi anomali resistivitas terkait dengan struktur produktif panas bumi, termasuk patahan
dan adanya batuan perangkap, juga untuk estimasi suhu reservoir panas bumi di
berbagai kedalaman. CSAMT
/ MT
telah berhasil memberikan kontribusi terhadap pemetaan dan pengembangan sumber daya panas bumi. Materi
geologi pada umumnya bersifat konduktor listrik lemah dan memiliki resistivitas tinggi. Namun, cairan hidrotermal dalam
pori-pori dan patahan bumi meningkatkan konduktivitas dari bahan bawah
permukaan. Perubahan konduktivitas ini
digunakan untuk memetakan geologi
bawah permukaan dan memperkirakan
kandungan bahan bawah permukaan.
2. Eksplorasi
Minyak Bumi
Salah satu
metode yang sering digunakan dalam eksplorasi awal minyak
bumi adalah Metode Elektromagnetik yaitu metode Magnetotelurik. Metode MT merupakan metode elektromagnetik pasif yang melibatkan
pengukuran fluktuasi medan listrik
dan medan magnet alami
yang saling tegak lurus di permukaan bumi
yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai konduktivitas batuan di bawah permukaan
bumi
dari
kedalaman beberapa meter hingga
ratusan kilometer.
Induksi
medan magnet di bawah permukaan bumi dihubungkan dengan medan EM dan resistivitas batuan.
Pada umumnya, kebanyakan batuan adalah
konduktor yang buruk. Resistivitas
batuan tersebut akan besar secara ekstrim jika batuan tersebut bersifat kompak. Sehingga
dalam eksplorasi Minyak bumi metoda
Elektromagnetik (MT) mampu memetakan struktur geologi serta menampilkan zona
interest berdasarkan kontras
tahanan jenis material bawah permukaan secara baik serta sejalan dengan data pendukung.
3. Eksplorasi
Endapan Bijih Besi
Endapan biji
besi sering menunjukkan kemampuan konduktivitas yang
sangat rendah dan umumnya sangat kering, hal ini menjadikannya bijih besi merupakan bahan yang ideal untuk penilaian sumber daya. Metode elektromagnetik (EM)
memanfaatkan perubahan
komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Suatu
sumber medan magnet diinduksikan ke dalam bumi. Adanya bijih besi dibawah
permukaan akan mempolarkan
medan magnet. Dengan menjumlahkan medan magnet primer dan
sekunder maka
ada/tidaknya mineral bijih
besi dapat diketahui.
4.
Eskplorasi Batubara
Daerah
yang
kaya akan batubara, banyak
bersinggungan dengan area rawa.
Rawa yang terdiri dari unconsolidated soil. Endapan rawa yang tebal menimbulkan
kesulitan baik dalam hal akses eksplorasi maupun dalam usaha eksploitasi batubara. Metode
Elektromagnetik adalah salah
satu metode geofisika yang memanfaatkan aplikasi gelombang elektromagnetik (radio) dalam mengidentifikan lapisan
batuan. Metode Elektromagnetik
dapat membandingkan perbedaan konstanta dielektrik
yang dominan antara objek satu dengan yang
lainya. Batubara mempunya nilai
konstanta dielektrik yang tidak jauh dengan lapisan atau batuan lain seperti
pasir,lempung dan lainya. Frekuensi gelombang radio yang tinggi memungkinkan
gelombang radio mengidentifikasi lapisan yang tipis, termasuk didalamnya
endapan rawa. Penetrasi
gelombang radio yang dangkal dan mampu mengidentifikasi lapisan
yang tipis tersebut
sesuai dengan kebutuhan identifikasi
dimensi rawa pada area
potensi batubara. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisis lanjut(frekuensi dan spectrum
lain) terdapat batubara disuatu lokasi survey dalam pengukuran yaitu perlu adanya data-data tambahan
seperti informasi geologi(outcrop,struktur lokal), range kalori dari batubara
dan juga informasi stratigrafi jika
memunkginkan. Informasi-informasi tersebut merupakan hal yang ideal untuk dijadikan pendukung
interpretasi dan identifikasi batubara tetapi dilapangan tidak semua informasi tersebut tersedia
sehingga diperlukan analisis lanjut
yang bisa mewakili dan
membedakan
antara lapisan satu dengan yang lainya.
5. Eksplorasi Air Tanah
Metode Elektromagnetik merupakan salah satu metode geofisika
yang biasa digunakan dalam investigasi air (hidrogeofisika). Metode ini mempunyai
resolusi yang cukup baik untuk menganalisis kondisi bawah permukaandan menentukan
bidang batas (interface) serta jumlah lapisan berdasarkan variasi resistivitas
listriknya. Arus induksi pada tanah didifusikan ke bawah dan akan menjalar ke
bawah permukaan (subsurface) sehingga akan menghasilkan medan magnetik sekunder
yang diukur di permukaan dengan oleh sebuah receiver. Sifat resistivitas listrik batuannya sangat dipengaruhi oleh jumlah air,
kadar garam, dan bagaimana cara air didistribusikan ke dalam batuan. Batuan yang
pori-porinya terisi air, nilai resistivitas listriknya berkurang dengan bertambahnya
kandungan air. Oleh karena itu, keberadaan air dalam batuan akan memberikan kontras
nilai resistivitas yang berbeda dengan daerah sekitarnya. Sehingga didapatkan indikasi
adanya daerah konduktif dengan nilai rapat arus ekivalen yang tinggi.
6. Eksplorasi Batugamping
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang
paling banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri
terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik. Secara umum batu gamping
memiliki tekstur batuan yang kompak dan memiliki sifat porositas sekunder yang menyebabkan
batugamping ini memiliki sifat yang khas daripada batuan yang lainnya. Identifikasi
tentang keberadaan batugamping di bawah permukaan menggunakan metode geofisika umumnya
menggunakan Metode EM. Salah satunya adalah metode Very Low Frequency Vertical Gradient
(VLF V-Grad) yang digunakan untuk eksplorasi benda-benda konduktif sehingga dimanfaatkan
dalam menentukan struktur bawah permukaan. Variasi nilai konduktivitas ini menunjukkan
adanya perbedaan kemudahan arus listrik untuk mengalir pada setiap material penyusun
batuan yang dilaluinya. Perbedaan kuat arus untuk mengalir dalam medium lapisan
batuan sangat bergantung pada sifat fisik material yang dilaluinya. Sifat fisik
tersebut antara lain adalah porositas, permeabilitas, rapat massa, dan distribusi
ukuran butiran.
Metode VLF V-Grad pada prinsipnya berdasarkan selisih medan
magnetik di ketinggian berbeda, dimana selisih tersebut hanya disebabkan oleh benda
konduktif di bawah permukaan. Batugamping yang memiliki tekstur yang kompak
akan memberian kontras nilai konduktivitas dibandingkan batuan sekitarnya mengingat
semakin kompak suatu batuan maka nilai konduktivitasnya akan semakin kecil. Batugamping
juga dapat memiliki sifat porositas dan permeabilitas yang tinggi yang bias menjadi
suatu akifer produktif di kawasan karst. Sehingga dapat meningkatkan nilai
konduktivitasnya.
Namun Adanya perbedaan nilai konduktivitas inilah yang
menunjukkan sebaran batuan di bawah permukaan. Adapun tujuan penggunaan metode
VLF V- Grad adalah mendapatkan interpretasi kualitatif dan kuantitatif.
Interpretasi kualitatif dilakukan dengan menggunakan filter moving average dan filter
fraser. Penggunaan filter moving average untuk menghilangkan noise frekuensi tinggi
dan filter fraser bertujuan untuk mengetahui lokalisir konduktif batuan secara
horizontal. Sample nilai resistivitas batugamping yang ada dipermukaan dan
adanya data-data tambahan seperti data resistivitas dengan metode geolistrik,
informasi geologi (outcrop,struktur lokal) sangat dibutuhkan agar dapat mempermudah
dalam tahap interpretasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar