Minggu, 30 Oktober 2016

BAB 11 METODE GEOMAGNETIK

BAB 11
METODE GEOMAGNETIK
   A.    Metoda Geomagnet
Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi.  Menggunakan  metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak.  Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan survey Resistivity 2D.
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
    v  Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
   v  Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi.
Medan dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :
   v  Medan alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi.
   v  Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
   v  Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
   v  Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
   v  Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
   v  Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

B.     Prinsip Dasar Geomagnet
Jika dua kutub magnedengan kuat kutub m1 dan m2 terpisasejauh r, maka gaya tarik menarik diantara keduanya adalah berbanding lurus dengan m1 dan m2 dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Secara matematis dapat diekspresikan sebagai berikut :

F = (m1 m2) / (4p m r2............ (II-20)
Pada persamaan tersebut di atas :
m = permeabilitas magnet darmedium antara m1 dan m2 
m1,m2= pole strength
r = jarak m1 dan m2





Gambar 1 Garis fluks magnetik di sekitar batang magnet

Perhatikan gambar II-8. Di sekitar batang magnet terdapat fluks magnet yang ditunjukkan dengan garis fluks (pada gambar berwarna merah) yang memusat menuju kutub magnet. Jumlah fluks per satuan luas disebut Densitas Fluks atau notasinya B dengan satuan webwe/m2 = teslas. B disebut juga induksi magnet. Karena terlalu besar, maka pada praktek pengukuran tidak dipergunakan satuan teslas melainkan nanotesla dimana 1 nT = 10-9 T.

C.    Sifat Kemagnetan Batuan
Berdasarka sifa kemagnetiannya materia pembentuk  batuan  dapa dibagi menjadi
(Telford et all 1990) :
1. Diamagneti
2.Paramagnetik
3. ferromagnetik
4. Antiferromagnetik
5. Ferrimanetik
1.      Diamagnetik
Dalam  batuan  diamagnetik  atom-atom  pembentuk  batuan  mempunya kulielektron yang telah jenuh yaitu tiap elektron berpasangan dan mempunyai spin yanberlawanan dalam tiap pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan membuat putaran yang menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan magnet luar tadi. Dengan demikian dapat dikatakan materiamagnetik tadi mempunyai sifat :
Ø  suseptibilitas k negatif dan kecil
Ø  suseptibilitas k tidak tergantung kepada medaluaH.
Contoh : bismuth, gipsum, marmer, kuarsa, garam. 
  
2.      Paramagnetik
Didalam bahan paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin yang  sama.  Jika  terdapa meda magneti luar,  spin  tersebut  aka membuat putaran  menghasilka meda magne yang  mengara seara denga medan tersebut sehingga memperkuatnya. Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi  aca oleh  agitasi  termal.  Ole karena  itu,  baha tersebu dapat dikatakan mempunyai sifat:
Ø  susepbilitas k positif dan sedikilebih besar dari satu
Ø  susepbilitas k tergantung kepada temperatur
contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit, dll.

3.      Ferromagnetik
Pada bahan ferromagnetik terdapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh satu elektron sehingga mudah terinduksi oleh medan luar. Keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipol-dipol  magne (domain)  mempunya ara searah,  apalag jika  d dalam magnemagneluar. Sifat bahan ferromagnetik :
Ø  susepbilitas positif dan jauh lebih besadari satu
Ø  susepbilitas bergantung pada temperatur contoh: besi, nikel, kobalt.

4.      Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domai-domain tadi menghasilkan dipol magnetiyang saling berlawanan arah sehingga momen magnetik secara keseluruhan sangat kecil. Bahan antiferromagnetik  yang mengalami cacat kristal akan  mengalami medan magnet kecil dan susepbilitasnya seperti pada bahaparamagnetik.
Contoh : hematit ( Fe2O3)

5.      Ferrimagnetik
Pada  baha ferrimagnetik  domain-domain  tadi  juga  salin antiparale tetapi jumlah dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai resultan magnetisasi cukup besar. Susepbilitasnya tinggi dan tergantung pada temperatur.
Contoh : magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS), hematit (FeO2)

Gambar 2 Skematik dari momen magnet (Reynolds., 1997)

Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal.  Dari  nilai susceptibility  selanjutny dapa dilokalisir   dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak.  Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi   kedalamannya   diperlukan   metoda  Resistivity   2D.   Jadi,   survegeomagne diterapka untuk  daera yang  luas,  dengan tujua untuk  mencari daerah  prospek.  Setela diperoleh daera yang  prospek selanjutnya dilakukan survey Resistivity 2D.
Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis padatau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin dan Savit, 1988)Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
·    Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.
·    Metode  akti dilakuka denga membua meda ganggua kemudian mengukurespon yang dilakukan oleh bumi.
Medan dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :
-   Medan alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi.
-   Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radadan lain sebagainya.

D.    Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumiyang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannyaParametefisis tersebut meliputi :
-   Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
-   Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
-   Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
-   Medan magnetik total (F), yaitbesadari vektor medan magnetik total.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai- nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1.      Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yancukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2..
2.      Medan magnelua(external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan   hasil   ionisasi   di   atmosfer   yang   ditimbulkan  oleh  sinar ultraviole dari  matahari.  Karen sumbe meda luar  ini  berhubunga dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadawaktu jauh lebih cepat.
3.      Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal   field).   Medan   magnet   ini   dihasilkan   oleh      batuan   yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada di  kerak bumi.
Dalam  surve denga metode  magneti yan menjadi  targe dari  pengukuraadalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik)Secara garis besaanomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanedan medamagnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabunga meda magneti remane da induksi,  bila  ara meda magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remaneakan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976),

E.      Metode Pengukuran Data Geomagnetik
          Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnyadalah Proton Precission Magnetometer  (PPM)  yan digunakan   untuk mengukur  nilai   kuat   medan magnetik total. Peralatan lain yanbersifat pendukung di dalam survei magnetiadalah Global PositioninSystem (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelitPenggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.

Tidak ada komentar: